Dear all,
Selamat pagi. Apa kabar? Sudah sempat bergerak (berolah raga)?
Sewaktu masih menjadi staf pengajar di FK (akhir 1990an sd awal 2000an), saya mengelola program kuliah tamu. Umumnya tamu-tamu dari luar indonesia. Saat itu, yang membuat saya mumet adalah penyusunan itenerary para profesor dan tenaga ahli luar tersebut. Diajak kemana utk dinner? Obyek wisata outdoor mana yang patut dikunjungi?
Puncak? Pernah mencoba ke sana. Sampai Cipayung nyerah. Muaceet. Ya akhirnya paling banter: kebun raya Bogor.
Pernah diajak ke pantai sekitar Marbella. Sampai tujuan sudah malam.
Maceet …
Subuh sudah harus ke airport..
Pusing saya.
Mereka pencinta outdoor
Saya bisa paham setelah saya berkesempatan tinggal di beberapa negara. Park and outdoor activities (plus sunshine … ) bagian dari nafas sehari hari.
Di Biak, di Senggigi, Labuan Bajo, anak main di pantai sampai matahari undur diri.
Di Jakarta?
Anak tidak suka berkeringat.
Gadget yang justru bagian dari nafas keseharian.
Duduk.
Screen.
AC (di rumah, di mobil, di kantor)
Kapan exposed to outdoor atmosphere?
Kapan exposed to UV-B?
Kapan naik sepedanya? Kapan main bolanya?
Kapan hujan-hujanan? (Pas musim hujan nanti, ayo bikin agenda: main hujan bareng).
Kapan nyiram tanaman?
Yuuuk main di luar!
Asiiik…!
Keringetan…
Ingus pada meler (gak usah beli sterimar).
Yang kerja kantoran .. jalan kaki ke halte.
Jika telepon dari kantor, jangan tanya soal makan dan lain-lain..
Tanya:
Dah main di luar?
Salam becek-becekan
Wati